Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah Si Penantang Tuhan

Posted by Catatan Jurnalis

OMG (Oh My God) adalah salah satu film karya Umesh Shukla pada tahun 2012. Film ini menceritakan tentang seorang pedagang perlengkapan ibadah (patung-patung) agama Hindu yang sebenarnya atheis.

Kanji Lalji Mehta yang diperankan Paresh Rawal, adalah tokoh utama yang berkarakter keras kepala, pandai beretorika dan memiliki pemikiran yang kritis terhadap fenomena yang terjadi di sekelilingnya. Kepribadian Kanji sangat kontras dengan istrinya Susheela, diperankan Lubna Salim dan asisten pribadinya Mahadev,  diperankan Nikhil Ratnaparkhi yang taat dengan agama yang diyakininya yaitu Hindu.

Tidak ada masalah yang berarti selama ini, hingga suatu ketika saat Chintu (Azaan Rustam Shah) menjadi bagian dari upacara keagamaan yang cukup berbahaya bagi Kanji mengingat dalam waktu dekat Chintu harus mengikuti ujian disekolahnya. Tak ingin mengambil resiko, Kanji menghalalkan segala cara demi menyelamatkan anaknya yang tengah berada di puncak kerumunan orang dan bersiap untuk memecahkan kendi sebagai inti dari perayaan keagaman tersebut.

Dibantu asistenya Mahadev, Kanji merebut microfon dan mengatakan Krisna dalam satu jam akan memakan keju dan susu yang mengatasnamakan agama. Mendengar pernyataan Kanji semua orang berhamburan segera menuju kuil untuk membuktikan pernytaan Kanji. Sementara itu, bagi Susheela juga para pemuka agama naik pitam.  Para petapa akhirnya memperingatkan Kanji bahwa dirinya telah melanggar aturan agama. Namun, Kanji bersikap tak acuh dengan peringatan yang diberikan padanya. Seketika itu petir disertai gempa kecil terjadi.

Gempa sesaat itu nyatanya meluluh-lantahkan toko miliknya yang baru saja membeli banyak patung-patung dewa. Kejadian ini tak membuat dirinya resah akan kerugian yang dialaminya, karna toko tersebut telah diasuransikan. Ia pun berniat untuk meminta ganti-rugi pada perusahaan asuransi tempat ia membayarkan polisnya. Nahas menimpanya, karna perusahaan asuransi tidak akan menggantikan kerugian yang dialaminya jika kejadian merupakan bencana alam atau Act of God.

Merasa tertipu, Kanji dibantu Mahadev mengajukan permasalahan ini ke meja hijau. Tak ada seorang pengacarapun yang berani menangani kasusnya, karna ia menuntut Tuhan (dewa-dewa) yang diwakilkan pada para pemuka agama yang ada di India. Dalam kasusnya Kanji hanya dibantu seorang pengacara muslim yang lumpuh dalam membuatkan surat dan menjelaskan mekanisme persidangan.

Awal persidangan sangat alot dan tidak berpihak pada Kanji. Ia mendapat banyak kecaman dari seluruh masyarakat yang ternodai dengan sikapnya menuntut Tuhan akan kerugian yang dialaminya. Usai persidangan, hampir saja ia dikeroyok massa. Saat keluar dari persembunyian, ia mendapati dirinya dalam bahaya. Saat genting seperti itu, datanglah seorang pria bermotor yang menyelamatkannya.

Sesampainya di rumah, ia mendapati istri dan dua anaknya tengah bersiap untuk meninggalkan rumahnya yang sudah tergadaikan dan mendapat teror dari warga. Kanji tidak bisa mencegah dan membiarkan istri dan anaknya pergi. Dalam situasi ini, datanglah pria yang tadi menyelamatkan dirinya, Krisna Vasudev Yadav (Akhsay Kumar) dari Gokul. Krisna mengaku dirinya telah membeli rumah Kanji yang digadaikan. Namun, Krisna membiarkan Kanji tinggal dirumahnya.

Persidangan selanjutnya tidak banyak membuahkan hasil. Namun, semakin hari, semakin banyak orang yang akhirnya berpihak pada Kanji karna ia pandai dalam mengutarakan pemikiran-pemikirannya. Sementara itu kehadiran Krisna secara tidak disadari banyak membantu Kanji yang meragukan adanya Tuhan. Keduanya banyak berdialog, dan Krisna menyarankan agar Kanji membaca kitab Bhagawad Gita dan kitab-kitab suci agama lainnya untuk menjawab berbagai pertanyaan yang ditujukan padanya. Terutama pada pertanyaan dari para pemuka agama yang meminta bukti bahwa yang dialaminya benar adanya dilakukan oleh Tuhan.

Seiring berjalannya waktu, Kanji mulai menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah besar ketika ia telah membaca berbagai kitab suci. Pada persidangan selanjutnya ia mengakui bahwa yang dialaminya merupakan kehendak Tuhan dan berniat untuk menutup kasusnya. Hal ini pun diaminkan oleh para pemuka agama. Menyaksikan hal ini dipersidangan, Krisna yang merupakan perwujudan dari Dewa Krisna, merasa cukup dalam menyadarkan umat-Nya. Namun, diakhir persidangan Kanji tetap meragukan adanya Tuhan. Kanji seketika terkena serangan jantung dan koma satu bulan.

Banyak perubahan yang terjadi selama Kanji terbaring di rumah sakit. Mahadev asisten pribadinya berkhianat. Bersama kelompok agama yang merupaka lawan Kanji, ia didesak untuk membuat cerita bohong yang menyatakan bahwa Kanji adalah seorang Dewa. Masyarakat pun meyakini bahwa Kanji adalah Dewa dan muncullah patung-patung Dewa Kanji. Tak ada kemajuan dari Kanji, membuat pihak rumah sakit untuk mencabut semua fasilitas yang selama ini membantu Kanji bertahan hidup, yang artinya Kanji harus meninggal.

Sebelum itu terjadi, Krisna datang menyembuhkan Kanji dan menceritakan apa yang terjadi selama ia koma. Setelah itu, Krisna pun berubah menjadi wujud aslinya, Dewa Krisna. Melihat itu, Kanji baru percaya bahwa Tuhan itu memang ada. Ia bersama Krisna akhirnya datang ketempat pendeklarasian Kanji sebagai dewa yang dilakukan oleh kelompok pertapa yang hanya mengambil keuntungan dari situasi ini. 

Kanji datang disambut dengan kebingungan para tokoh pertapa dan warga yang merasa dibohongi. Kanji pun menjelaskan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa bukan Tuhan dan meminta warga untuk tidak lagi mengikuti ajaran yang diperintahkan oleh kelompok pertapa tersebut.

Adegan yang paling disukai dalam film genre drama ini yaitu ketika Kanji berada disetiap persidangan dan menyatakan pemikiran-pemikirannya tentang keberadaan Tuhan. Hal ini membuat penonton ikut berpikir dengan apa yang terjadi, hingga akhirnya ia menyadari bahwa yang dilakukannya selama ini salah dan menarik tuntutannya.

Film ini sejenis dengan The Man Who Sued God (2001) yang juga bercerita tentang seorang nelayan yang menentang Tuhannya setelah perahunya rusak karna ombak dilautan. Kedua film ini mengajak kita untuk bersikap kritis terhadap fenomena yang tengah terjadi. Mengenai hakikat Tuhan yang diragukan Kanji, ini mengajarkan kita untuk lebih mengenal kembali keberadaan Tuhan dan menggunakan kitab-Nya sebagai tuntunan hidup. 

Banyak pesan-pesan yang bisa diambil dari film ini selain yang telah dijelaskan sebelumnya. Film ini juga menyadarkan kita untuk tidak hanya berhubungan baik dengan Tuhan saat membutuhkan, tetapi juga dalam kondisi apapun kita harus tetap mengingatnya dan membatu sesama sebagai perwujudan dari ibadah kepada-Nya.


Related Post



Posting Komentar