Diberdayakan oleh Blogger.

GMBI Tuntut Hakim Berlaku Adil

AAFYNews, Bandung-- Ketua Umum Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Fauzan Rachman, menuntut hakim ketua kasus tindak pidana korupsi (tipikor) yang menjerat Dada Rosada untuk bersikap adil dalam menjatuhkan vonis, Senin (28/4).  

Hal ini dilakuakan mengingat mantan walikota Bandung tesebut telah banyak berjasa selama dua periode kepemimpinannya, salah satunya menciptakan Bandung yang aman dan kondusif.

“Kondusifitas antar umat beragama kondusif. Antar ormas juga kondusif. Antar LSM, Yayasan, semua termasuk masyarakat tidak ada yang begitu menonjol”, ceritanya saat ditemui AAFYNews.

Aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Tipikor Bandung dihadiri sejumlah LSM maupun ormas yang pro dan kontra terhadap putusan hakim terhadap kasus Dada Rosada.Berbagai ormas maupun LSM secara bergantian menyampaikan orasinya saat berlangsungnya pembacaan vonis hukuman Dada Rosada yang terbukti melakukan tindak korupsi dana bantuan sosial sebesar Rp. 66 Milyar.

Lain halnya dengan GMBI, Organisasi Masyarakat Ganyang Mafia Hukum Bandung justru meminta hakim ketua untuk memvonis Dada Rosada dijatuhkan hukuman mati. Ini dilakukan agar memberikan pelajaran. Ini dilakukan karna terdakwa Dada Rosada menyalahgunakan kekuasaannya.

Lina (35), salah satu anggota dari Gayang Mafia Hukum Bandung menyangkan ada ormas lain yang menuntut hakim memberikan keringanan hukuman terhadap mantan walikota Bandung.

“Saya sangat menyayangkan, disebelah sana ada ormas yang justru membela koruptor. Rakyat Indonesia jangan mau dibohongi terus-terusan”, kata Lina pada AAFYNews.

Untuk menghindari bentrok antar LSM maupun ormas, ratusan polisi tengah bersiap untuk mengamankan jalannya untuk rasa. Akibat aksi unjuk rasa ini, kemacetan di Jl. E Martadinata tidak bisa dihindarkan. *AAFY News


Di Balik Camilan Itu....

Hari ini matahari sedang bahagia. Tak ada awan pekat yang menghalanginya, untuk memandangi jutaan manusia. Jutaan manusia yang hiruk-pikuk berkeliaran di tanah hijau yang kini berubah menjadi coklat hingga abu-abu atau bahakan hitam pekat. Sementara itu, langkah kakiku terus berjalan menuju sebuah tempat berukuran 3 x 3 diantara gang-gang tikus, jalur cepat menuju tempat tinggalku sembilan bulan terakhir. Yah, Sembilan bulan sudah aku melihatnya dibalik tumpukan camilan anak-anak di depan sebuah tempat belajar yang orang menyebutnya PAUD.

Matahari menyapaku dengan teriknya, sesaat setelah aku berbusa dengan teman-teman di kelas. Berbusa mengkritisi fenomena mahkluk yang mengaku manusia namun perilakunya jauh dari sifat manusia. Mahkluk yang mengaku diciptakan sebagai “mahkluk paling sempurna”, tapi kelakuannya jauh dari kata “sempurna”. Entahlah, terkadang aku pun berpikir, masihkan pantas aku menyebut diri ini manusia?

 “Harusnya aku tidak memakai jaket ini, ini membuatku cepat berkeringat”, batinku. Keringat di punggungku terasa mengalir bebas tepat sejajar dengan tulang punggungku. Sreet… itu yang kurasakan. Setetes air mengalir begitu terasa. Di ujung jalan itu aku berbelok ke kiri. Dari ujung jalan, aku bisa melihat tumpukan camilan terpajang dan tertata rapi di sana. Ada seorang gadis menundukkan badannya di antara jajanan anak kecil itu.

Langkahku perlahan mengurangi kecepatannya dan berhenti di belakang gadis itu. Aku mematung disana. Menunjuk-nunjuk berbagai jajanan murah-meriah. Di balik meja itu, pemilik warung tengah melayani gadis yang rupanya membeli obat masuk angin. Seketika aku terdiam. Diam memperhatikan pemilik warung yang memotong obat dengan gunting. Setelahnya aku memesan minuman segar dari pemilik warung itu.

Badannya selalu membungkuk. Seolah ia tidak percaya diri. Seperti biasa, aku selalu membuatnya untuk berdiri tegap dengan meminta diambilkan ini-itu. Aku ingin melihat matanya dibalik bingkai kaca yang menjadi ciri khasnya. Aku ingin melihatnya senyum dari hatinya. Aku ingin tahu suasana hatinya. Aku hanya ingin tau, apa yang ada di hatinya.
Seperti calon ayah yang menanti bayinya menangis ketika keluar dari perut sang ibu. Setelah sembilan bulan lamanya. Hari itu pun datang juga.  Hari ini aku melihatnya.  Melihat matanya. Melihat tatapan kosong. Dan inilah bonusnya, sebersit senyumannya ketika ia memberikan minuman segar yang kupesan.


Masih banyak yang ingin aku tau tentangnya. Tatapan mata itu, senyum itu, dan tentang orang yang selalu ada di belakangmu. Aku tak yakin bisa tau tentang semua itu, karna untuk melihat matamu saja, aku harus menunggu selama ayah menunggu kelahiran anaknya. Tapi, disisa waktuku, aku akan bersabar menunggu dan berharap tidak menunggu selama sebuah keluarga menanti hadirnya buah hati. 

Zaka dan HP-nya

Seorang teman sebut saja namanya Zaka. Bangun tidur, ia langsung bergegas mengantar temannya Unin (bukan nama sebenarnya) di billangan rancaekek yang jauh dari kehidupan hingar-bingar kota. nya da eta mah jalur macet *naon atulah...*

Sementara itu, teman-teman di rumah Sita (ini nama sebenarnya) sedang menyiapkan makan pagi dengan menu, nasi liwet instan ala mahasiswa, ikan asin yang nggak asin, tempe krispi yang sebenarnya tempe berbalut tepung serta tak lupa dan wajib ada sambalserta lalap timun emas yg masih warna hijau. Hidangan sudah hampir siap disajikan, beberapa teman-teman mulai menghubungi Zaka yang mengantar Unin untuk segera kembali agar bisa ikut sarapan.... 

Karna mereka sudah tidak tahan menahan godaan dari ikan asin, maka diputuskan untuk makan pagi tanpa kehadiran Zaka yang sangat amat dirindukan hanya ketika makan, sambil terus menghubungi telepon genggan yang dimilikinya. Tapi sayangnya tidak ada yang mengangkat. 

Ceritanya lebih dari satu jam kemudian ia datang dengan wajah yang kelaparan. Sita sang pemilik hajat menyiapkan makan. Beberapa teman lain menanyakan alasan Zaka tidak mengangkat teleponnya. Smentara itu wajah kepalaran itu berubah menjadi heran karena Hp-nya memang tidak dibawa. Walhasil disimpulkan hp Zaka hilang di rumah ini. Semua orang ikut mencari namun hasilnya nihil.

Berjam'' sudah kami mencari tapi tak ditemukan. Zaka pun mulai putus asa dan memilh tidur di sofa depan. Seorang teman bernama populer Epul-pun menyadari hp yang dimilikinya terasa berbeda. Ada yang lain dari hp yang dimilikinya. Dan ternyata,,, itu telepon genggam milik Zaka. Seisi rumah tertawa akan hal itu. Tawa yang membahana itu membuat Zaka terbangun dan kembali mencari telepon genggamnya. Sementara yang lain tetap tertawa dan berpura-pura tidak mengetahui keberadaan hp berwarna hitam itu berada.  Zaka menyerah dan kembali tidur di sofa ruang tamu... Sementara hp Zaka sekarang disembunyikan oleh teman yang bernama Isman, pria berjanggut yang super duper jail tapi penakut... 

Hingga cerita ini dipublis, Zaka lebih memilih tidur di sofa dengan nyenyak dan bermimpi ia menemukan telepon genggam buatan cina warna hitam yang sama dengan milik Epul dan dalam keheningan (disilent). Bersambung dan tamat....

Kisah Si Penantang Tuhan

OMG (Oh My God) adalah salah satu film karya Umesh Shukla pada tahun 2012. Film ini menceritakan tentang seorang pedagang perlengkapan ibadah (patung-patung) agama Hindu yang sebenarnya atheis.

Kanji Lalji Mehta yang diperankan Paresh Rawal, adalah tokoh utama yang berkarakter keras kepala, pandai beretorika dan memiliki pemikiran yang kritis terhadap fenomena yang terjadi di sekelilingnya. Kepribadian Kanji sangat kontras dengan istrinya Susheela, diperankan Lubna Salim dan asisten pribadinya Mahadev,  diperankan Nikhil Ratnaparkhi yang taat dengan agama yang diyakininya yaitu Hindu.

Tidak ada masalah yang berarti selama ini, hingga suatu ketika saat Chintu (Azaan Rustam Shah) menjadi bagian dari upacara keagamaan yang cukup berbahaya bagi Kanji mengingat dalam waktu dekat Chintu harus mengikuti ujian disekolahnya. Tak ingin mengambil resiko, Kanji menghalalkan segala cara demi menyelamatkan anaknya yang tengah berada di puncak kerumunan orang dan bersiap untuk memecahkan kendi sebagai inti dari perayaan keagaman tersebut.

Dibantu asistenya Mahadev, Kanji merebut microfon dan mengatakan Krisna dalam satu jam akan memakan keju dan susu yang mengatasnamakan agama. Mendengar pernyataan Kanji semua orang berhamburan segera menuju kuil untuk membuktikan pernytaan Kanji. Sementara itu, bagi Susheela juga para pemuka agama naik pitam.  Para petapa akhirnya memperingatkan Kanji bahwa dirinya telah melanggar aturan agama. Namun, Kanji bersikap tak acuh dengan peringatan yang diberikan padanya. Seketika itu petir disertai gempa kecil terjadi.

Gempa sesaat itu nyatanya meluluh-lantahkan toko miliknya yang baru saja membeli banyak patung-patung dewa. Kejadian ini tak membuat dirinya resah akan kerugian yang dialaminya, karna toko tersebut telah diasuransikan. Ia pun berniat untuk meminta ganti-rugi pada perusahaan asuransi tempat ia membayarkan polisnya. Nahas menimpanya, karna perusahaan asuransi tidak akan menggantikan kerugian yang dialaminya jika kejadian merupakan bencana alam atau Act of God.

Merasa tertipu, Kanji dibantu Mahadev mengajukan permasalahan ini ke meja hijau. Tak ada seorang pengacarapun yang berani menangani kasusnya, karna ia menuntut Tuhan (dewa-dewa) yang diwakilkan pada para pemuka agama yang ada di India. Dalam kasusnya Kanji hanya dibantu seorang pengacara muslim yang lumpuh dalam membuatkan surat dan menjelaskan mekanisme persidangan.

Awal persidangan sangat alot dan tidak berpihak pada Kanji. Ia mendapat banyak kecaman dari seluruh masyarakat yang ternodai dengan sikapnya menuntut Tuhan akan kerugian yang dialaminya. Usai persidangan, hampir saja ia dikeroyok massa. Saat keluar dari persembunyian, ia mendapati dirinya dalam bahaya. Saat genting seperti itu, datanglah seorang pria bermotor yang menyelamatkannya.

Sesampainya di rumah, ia mendapati istri dan dua anaknya tengah bersiap untuk meninggalkan rumahnya yang sudah tergadaikan dan mendapat teror dari warga. Kanji tidak bisa mencegah dan membiarkan istri dan anaknya pergi. Dalam situasi ini, datanglah pria yang tadi menyelamatkan dirinya, Krisna Vasudev Yadav (Akhsay Kumar) dari Gokul. Krisna mengaku dirinya telah membeli rumah Kanji yang digadaikan. Namun, Krisna membiarkan Kanji tinggal dirumahnya.

Persidangan selanjutnya tidak banyak membuahkan hasil. Namun, semakin hari, semakin banyak orang yang akhirnya berpihak pada Kanji karna ia pandai dalam mengutarakan pemikiran-pemikirannya. Sementara itu kehadiran Krisna secara tidak disadari banyak membantu Kanji yang meragukan adanya Tuhan. Keduanya banyak berdialog, dan Krisna menyarankan agar Kanji membaca kitab Bhagawad Gita dan kitab-kitab suci agama lainnya untuk menjawab berbagai pertanyaan yang ditujukan padanya. Terutama pada pertanyaan dari para pemuka agama yang meminta bukti bahwa yang dialaminya benar adanya dilakukan oleh Tuhan.

Seiring berjalannya waktu, Kanji mulai menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah besar ketika ia telah membaca berbagai kitab suci. Pada persidangan selanjutnya ia mengakui bahwa yang dialaminya merupakan kehendak Tuhan dan berniat untuk menutup kasusnya. Hal ini pun diaminkan oleh para pemuka agama. Menyaksikan hal ini dipersidangan, Krisna yang merupakan perwujudan dari Dewa Krisna, merasa cukup dalam menyadarkan umat-Nya. Namun, diakhir persidangan Kanji tetap meragukan adanya Tuhan. Kanji seketika terkena serangan jantung dan koma satu bulan.

Banyak perubahan yang terjadi selama Kanji terbaring di rumah sakit. Mahadev asisten pribadinya berkhianat. Bersama kelompok agama yang merupaka lawan Kanji, ia didesak untuk membuat cerita bohong yang menyatakan bahwa Kanji adalah seorang Dewa. Masyarakat pun meyakini bahwa Kanji adalah Dewa dan muncullah patung-patung Dewa Kanji. Tak ada kemajuan dari Kanji, membuat pihak rumah sakit untuk mencabut semua fasilitas yang selama ini membantu Kanji bertahan hidup, yang artinya Kanji harus meninggal.

Sebelum itu terjadi, Krisna datang menyembuhkan Kanji dan menceritakan apa yang terjadi selama ia koma. Setelah itu, Krisna pun berubah menjadi wujud aslinya, Dewa Krisna. Melihat itu, Kanji baru percaya bahwa Tuhan itu memang ada. Ia bersama Krisna akhirnya datang ketempat pendeklarasian Kanji sebagai dewa yang dilakukan oleh kelompok pertapa yang hanya mengambil keuntungan dari situasi ini. 

Kanji datang disambut dengan kebingungan para tokoh pertapa dan warga yang merasa dibohongi. Kanji pun menjelaskan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa bukan Tuhan dan meminta warga untuk tidak lagi mengikuti ajaran yang diperintahkan oleh kelompok pertapa tersebut.

Adegan yang paling disukai dalam film genre drama ini yaitu ketika Kanji berada disetiap persidangan dan menyatakan pemikiran-pemikirannya tentang keberadaan Tuhan. Hal ini membuat penonton ikut berpikir dengan apa yang terjadi, hingga akhirnya ia menyadari bahwa yang dilakukannya selama ini salah dan menarik tuntutannya.

Film ini sejenis dengan The Man Who Sued God (2001) yang juga bercerita tentang seorang nelayan yang menentang Tuhannya setelah perahunya rusak karna ombak dilautan. Kedua film ini mengajak kita untuk bersikap kritis terhadap fenomena yang tengah terjadi. Mengenai hakikat Tuhan yang diragukan Kanji, ini mengajarkan kita untuk lebih mengenal kembali keberadaan Tuhan dan menggunakan kitab-Nya sebagai tuntunan hidup. 

Banyak pesan-pesan yang bisa diambil dari film ini selain yang telah dijelaskan sebelumnya. Film ini juga menyadarkan kita untuk tidak hanya berhubungan baik dengan Tuhan saat membutuhkan, tetapi juga dalam kondisi apapun kita harus tetap mengingatnya dan membatu sesama sebagai perwujudan dari ibadah kepada-Nya.


Nostalgia Putih-Biru

Dan Tak Mungkin - Agnes Monica

wajahmu, dan hatimu, dan tentang dirimu
kau selalu, tuk berada didalam hatiku
sejak awal bertemu aku tau rasa itu
namun tak mungkin aku untuk memilihmu

dan tak mungkin untukku
untuk dapat cintamu
walau rasa dihati ingin memilikimu

cinta harus berkorban
walau harus menunggu selamanya
aku tau kau bukan untukku

untuk apa cintamu
walau rasa dihati inginku milikimu
cinta harus berkorban 
walau harus menunggu selamanya
aku tau kau bukan untukku... 

****

Genkz, lagu ini mungkin nggak banyak dikenal orang kecuali fans-nya Agnes Monica. Yups ini lagu lama dari Agnes. Yang gue inget, lagu ini satu album sama lagu Cinta Di Ujung Jalan. Yah, waktu gue masih kelas 2 SMP. Lagu ini jadi lagu favorite gue karna lagu ini mungkin pas banget sama suasana hati gue waktu itu. Begini ceritanya.

Waktu gue SMP gue punya temen namanya Andri (bukan nama sebenarnya). Dia duduk di tepat dibelakang bangku gue. Entah sejak kapan  gue jadi suka sama dia. mungkin ini namanya cinta monyet kali yah hehe..Oh iya, waktu itu Andri duduk sebangku sama temen Jaka. Budaya di sekolah gue itu, setiap kenaikan kelas, kita dipisahkan jadi biar nggak boring juga sech.

Selama 2 tahun berturut-turut gue sama Andri sekelas, sementara sama Jaka gue tiga tahun sekelas sama dia. Ceritanya gue punya temen deket kelas 2 namanya Alfa. Dia cewek yang supel dan menarik, dan nggak heran banyak cowok yang suka juga sama dia. Gue sebagai temennya ikut seneng. Sampai suatu waktu, gue harus merasakan sakit  karna ternyata Andri nembak Alfa. Saat itu gue emang sedih, tapi gue nggak pernah marah sama Alfa karna gue tau Alfa cuma suka sama Irwan. 

Kejadian itu bikin gue mikir, gue nggak boleh diem aja. Tapi disisi lain hati gue bilang nggak perlulah Andri tau perasaan gue. Cukup dengan melihatnya bahagia itu udah lebih dari cukup. Hah, efek nonton film. Hubungan gue sama Andri cukup baik, makanya gue ngerasa udah cukup dengan bisa deket sama dia. Sampai suatu hari kita lagi ngobrol di kelas pas jam istirahat.

"Eh Nis, Lo nggak ke kantin?", katanya duduk menghampiri.
"Udah tadi. Lo sendiri?", tanya balik.
"Ah nggak. Gue lagi males. Nggak papa kan Gue duduk disini?"
"Santai aja kali."
"Oh ya Nis, Lo baru potong rambut lagi yah?"
"Hehe iya Dri,nggak  betah panjang."
"Tapi Nis, kayanya kalo rambut Lo panjang itu bagus dech", katanya.

Sejak saat itu sampai sekarang gue nggak pernah lagi potong rambut dengan gaya bondol atau cepak kaya cowok. Yah, Dari gue kecil sampe Andri bilang gitu, potongan rambut gue selalu pendek. Sampe gue dipangil sama guru bahasa Indonesia cuma karna rambut aja. Bu Dini selalu geleng-geleng kepala kalo liat gue potong rambut. Tapi ternyata keputusan manjangi rambut itu gue pilih setelah Andri yang bilang gitu.

Singkat cerita, naik kelas 3 gue nggak sekelas lagi sama Andri tapi sama Jaka. Gue sempet sedih tapi ya sudahlah, yang penting gue masih bisa ngeliat dia walau dari jauh. Suatu hari di kantin sekolah. saat itu rambut gue udah panjang sebahu.

"Hai Nis.."
"Hai Dri. Ngapain disini? Lo nggak jajan?"
"Nggak Nis tadi udah. Rambut Lo sekarang panjang yah?"
"Hehe, udah ah, Gue duluan yah, bentar lagi masuk. Daah!"

Andri cuma senyum liat gue pergi. Dan kalian tau, itu terakhir kalinya gue ketemu dia. Sampai hari ini gue nggak pernah ketemu dia lagi. Yang gue tau dari Jaka, itu hari terakhir dia sekolah karna dia pindah sekolah ke Cimahi. Ayahnya pindah tugas jadi dia jugaikut pindah. Andai aja gue tau kalo itu hari terakhirnya dia sekolah, mungkin gue bakal bilang perasaan gue selama ini ke dia. Yah, cuma Jaka tempat gue curhat setelah dia pergi. 

Lagu Agnes yang ini yang selalu ngingetin gue sama dia. Dimanapun Andri sekerang, gue harap dia bisa bahagia dengan pilihan hatinya. Gue pengen banget ketemu dia dan ngucapin terima kasih ke dia. Berkat dia, gue jadi bisa ngerasain punya rambut panjang..

Andri is Adhita Nanda Herlisman 

Cerita tentang Idola dan Fans

Semilir angin dan aroma khas museum menyambut kedatangan pengunjung, Rabu (20/3). Sebuah patung wajah penyanyi yang melejit di era 90-an terpampang di tengah ruangan, seolah memberikan ucapan selamat datang. Dipandu Okeu salah satu anggota Nike Ardilla Fans Club (NAFC) pengunjung diberi penjelasan mengenai benda-benda yang ada di museum.

Berbagai macam foto dan lukisan alm. Nike Ardilla tersusun rapi di dinding. Beberapa baju show lengkap dengan foto ketika alm. mengenakannya, kosmetik yang dipernah dipakai, benda-benda ketika saat terjadi kecelakaan hingga pintu mobil yang rusak akibat kecelakaan maut di JL.Riau RE Martadinata pun ada di sana. Koleksi tersebut tidak hanya milik pribadi gadis kelahiran 27 Desember 1977, tetapi ada beberapa koleksi yang berasal dari fans.

Lukisan alm. Nike Ardilla bersama Marleyn Mondrow yang belum sempat dilihat. Karena sebulan  setelahkematiannya lukisan ini baru selesai, Rabu (20/3). Alfian.
Ada sebuah lukisan yang sangat menarik perhatian pengunjung. Lukisan itu juga selalu menjadi tempat favorit pengunjung untuk didokumentasikan. Lukisan alm. bersama Marlyn Mondrow. Gadis bernama lengkap Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi ternyata sangat mengidolakan Marlyn Mondrow. Tak heran jika museum yang berdiri sejak 27 Desember 1996 ini juga terdapat beberapa benda-benda yang bergambar dan identik dengan penyanyi Hollywood berambut pendek.

Museum yang diberi nama Museum Nike Ardilla berdiri atas inisiatif para fans yang tergabung dalam NAFC. Museum ini beralamat di Komplek Aria Graha Jl. Aria Utama No.5 Soekarno-Hatta, Bandung. Awalnya pihak keluarga tidak setuju dengan berdirinya museum yang berada di lantai 2 rumah milik Kang Alan (kakak pertama alm.). Alasannya karena pihak keluarga tidak ingin larut dalam kesedihan yang mendalam. Namun atas desakan fans dan berbagai macam pertimbangan, akhirnya keluarga meresmikan museum yang tidak begitu luas setahun setelah meninggalnya pelantun “Bintang Kehidupan” karya Dedi Dores.

Artis berdarah sunda ini memulai karirnya sejak usia 9 tahun. Mulai dari panggung ke panggung hingga mengikuti lomba-lomba menyanyi. Dani Cabrik adalah orang yang pertama menemukan bakat terpendam gadis bungsu dari tiga bersaudara ini. Perjalanan penyanyi yang memiliki jiwa sosial tinggi ini sungguh tak semudah yang disangkakan. Pasalnya walaupun ia memiliki ribuan fans yang tersebar di seluruh Indonesia dan Negara tetangga, tetap saja tak lepas dari hujatan pesaingnya.

Ketika keluarnya album kedua dengan hits single Bintang Kehidupan, ia dituding sebagai penyanyi yang belagu karena membuat NAFC (Nike Ardilla Fans Club) yang bersaing dengan Iwan Fals yang kala itu juga sedang dalam puncak popularitasnya. Namun hal itu akhirnya dapat teratasi.

Awalnya NAFC dibentuk di Bandung dengan Radio Ganesha sebagai pelopornya. Jumlah anggota yang terdaftar saat sungguh diluar dugaan. Karena hanya untuk wilayah sekitar Bandung, sudah seribu orang yang mendaftarkan diri. Inilah yang sempat menjadi kontroversi saat itu. Sebagai pendatang baru Nike dianggap penyanyi yang sombong. 

Namun fakta yang terjadi sebaliknya. Artis multi talenta ini dikenal juga dengan jiwa sosial yang tinggi. Diusianya yang terbilang muda, ia telah membangun sebuah sekolah untuk orang-orang yang berkebutuhan khusus. Sekolah itu bernama SLB Nike Ardilla yang letaknya tidak jauh dari Museum Nike Ardilla.

Kecintaan NAFC terhadap sang idola sangat besar. Dengan berdirinya Museum Nike Ardilla, Yayasan Nike Ardilla, peringatan hari kematian dan kelahiran yang setiap tahunnya diselenggarakan, menjadi bukti bahwa penyanyi yang meninggal di usia 19 tahun ini begitu membekas dihati fans.

Walau raganya tak terlihat, namun jiwa-jiwa Nike Ardilla ada dalam diri fans-nya. Tak hanya mereka yang pernah langsung mendengar suara emas sang penyanyi, hingga anak-anak zaman sekarang pun mengidolakan Nike Ardilla.

Cerita di Ujian Akhir


Jam di tangan kananku menunjukkan tepat pukul 10.10 waktu setempat. Hiruk-pikuk kampus dipenuhi mahasiswa yang memakai jas warna biru dongker. Ada wajah-wajah tegang berusaha menghapal hapalan untuk ujian hari ini. Ada juga wajah-wajah santai masa bodo dengan musim ujian katanya. Wajah-wajah kecewa tidak berhasil mengerjakan soal dengan maksimal atau salah perhitungan juga tidak ketinggalan. 

Yah, bagi beberapa fakultas hari ini adalah hari kedua pelaksanaan uijian akhir semester ganjil. Tapi ini adalah hari terakhir bagi fakultas tempat aku mendaftarkan diri sebagai mahasiswi jurnalistik tahun 2011 lalu. Tentu saja wajahku berseri-seri karna bebanku berkurang sebagian. Tinggal melihat hasil ujian yang mungkin akan keluar sebulan dari sekarang. Itu juga ketika semua dosen tepat mengumpulkan nilai ke SIMDAK.

Sepanjang perjalanan menuju tempatku menuliskan cerita ini, tak sengaja aku mendengar beberapa percakapan dari sesama mahasiswa yang baru saja selesai UAS. Pembicaraannya membuatku tersenyum ketir. Tersenyum karna miris mendengarnya. Seperti inilah yang aku ingat saat itu.

"Heh, maneh ful service teu?", cerita seorang wanita pada teman-temannya. "Nya, naon kitu?", sambungnya. "Pang searching-keun lah eta nu nomer opat!", ia memperagakan percakapannya di depan temannya. "Nya , ku urang di pang searching-keun weh"...

Tak mau kalah, temannya yang lain pun bercerita bahwa dirinya meminta tolong pada seseorang untuk mencarikan jawaban kepada temannya melalui sms, namun sayangnya teman yang ia sebut aa kehabisan pulsa modem. Begitu yang aku ingat.

Ada lagi cerita dari seorang teman seperti ini. Dia memiliki seorang teman yang memang teman-teman sekelasnya pun mengakui kepandaiannya. Dia bercerita bahwa, temannya yang satu itu beda dengan yang lainnya. Ia selalu percaya diri dalam mengerjakan soal-soal ujian. Namun, ia tidak pernah mau memberikan jawaban kepada teman yang bertanya padanya. Temanku yang bercerita pun kagum dengan idealisme yang dimilikinya.

Namun, suatu hari, temanku itu melihatnya menggunakan ponsel pintarnya untuk mencari jawaban di internet dan dengan gaya elegannya ia bertanya pada temannya tentang jawaban yang tidak diketahui jawabannya. "Hah, jadi nyesel pernah kagum sama idealisme-nya. Ternyata sama aja kaya yang lain", kata temanku diakhir ceritanya.  

Semakin canggihnya perkembangan teknologi rupanya memudahkan pula bagi seseorang untuk melakukan ketidakjujuran saat ujian. Bahkan untuk beberapa orang tertentu, cukup menyipakan kuota internet atau pulsa untuk searching jawaban. Kalo zaman dulu sibuk siapin catetan buat contekan yang diselipkan di kaos kaki, sepatu , baju, kantong saku dan yang lainnya, sekarang udah nggak berlaku. 

Moment ujian akhir semester memang memiliki cerita tersendiri bagiku. Seorang teman pernah mengatakan, teman yang beneran teman itu yang bisa bantu pas ujian. Ada juga yang bilang, "kalo biasanya berkubu, nah kalo UAS semuanya mendadak jadi teman, bahkan sahabat". Lucu memang, harga sebuah pertemanan dan persahabatan hanya dinilai saat ujian.

Setiap orang memiliki cerita tersendiri dan pemaknaan tersendiri saat ujian. Bagiku, nilai sebuah kejujuran adalah yang utama. Nggak peduli sama hasil akhir. Menghargai proses adalah yang seharusnya. Kalo dari sekarang aja udah nggak jujur, gimana nanti kalo udah jadi pemimpin .... 

Catatan :
cerita ini ditulis hanya untuk seru-seruan aja, nggak ada masud buat nyindir siapapun. hanya berdasarkan pengalaman penulis aja. kalo ada yang tersinggung maaf yah.... :)

Uniknya Masjid Al Irsyad Satya

Jika kebanyakan masjid-masjid yang sering kita temui identik dengan kubah  dan menara, maka lain halnya dengan satu masjid yang terletak di Kota Baru Parahyangan- Padalarang. Masjid yang satu ini tidak memiliki kubah dan tidak juga berjendela. Masjid Al Irsyad Satya diresmikan pada Agustus 2010. Masjid ini dirancang khusus oleh Ridwan Kamil, yang kini  menjadi Walikota Bandung.

“Mesjid  Al Irsyad Satya dibangun pada 12 November 2009 dan selesai pada 9 Agustus 2010, bertepatan dengan 17 Ramadhan”, kata  Dieri Hendriana (50) selaku Staf Pendidikan , Jumat (20/12). Masjid yang dibangun diatas tanah seluas 1 Ha ini, mampu menampung  1500 jamaah. Kepemilikan masjid ini sepenuhnya milik Yayasan Al Irsyad Satya, sebuah yayasan yang juga mendirikan Al Irsyad Satya Islamic School. 

Selain bentuknya menyerupai kubus menyerupai ka’bah, ada beberapa keunikan lainnya dari masjid ini seperti tidak adanya jendela masjid, mimbar dan tempat imam shalat diatas kolam ikan, dan  terdapat bola besar yang bertuliskan lafadz Allah. Tidak ada jendela masjid ini bukan berarti udara didalamnya menjadi pengap. Sebagai ventilasi udara, beberapa bagian dinding yang hanya tersusun dari batu bataco ini dilubangi. 

Hasilnya udara di dalam masjid menjadi sejuk. Lubang ventilasi udara tersebut didesain membentuk sebuah kalimat tauhid. Sehingga bila malam hari, ketika lampu dinyalakan, akan nampak tulisan latin dari kalimat tauhid tersebut.

Pada langit-langit masjid terdapat 99 balok yang menggantung dan bertuliskan asmaul husna. Isi dari balok-balok tersebut merupakan lampu. Sehingga bila lampu dinyalakan akan tampak 99 asmaul husna dari langit-langit masjid.

Daya tarik lainnya dari masjid ini yaitu, terdapat bola hitam besar tepat di depan tempat imam memimpin shalat. jika biasanya arah kiblat dihalang oleh tembok yang merupakan bagian dari bangunan masjid, lain halnya dengan masjid yang dibangun dengan anggaran 6,9 Milyar ini. Pada bagian depan masjid (arah kiblat) dibiarkan terbuka dengan pemandangan langsung tertuju pada gunung parahyangan. Hal ini yang membuat para jamaah betah berlama-lama di dalam masjid.

Jamaah masjid Al Irsyad Satya tidak hanya dari penduduk sekitar. Pria lulusan IAIN Bandung ini juga mengatakan bahwa jamaah (pengunjung) dari masjid ini tidak hanya dari masyarakat sekitar, beberapa turis mancanegara seperi Autralia, Singapore dan Negara-negara lainnya .“Bagus, aneh, beda dari yang lain”, kata Yeti (40) salah satu jamaah  Majlis Ta’lim Annisa saat ditanya tanggapan nya mengenai masjid tempat ia mengaji.

Masjid yang dulu sering dikunjungi Rdwan Kamil ini, telah meraih penghargaan dari BCI Asia sebagai The Best 5 World Building of The Year untuk kategori Bangunan Religi, versi Archdaily and Green Leadership Award pada tahun 2011.

KSR-PMI dan HMJ Muamalah Gelar Aksi Donor Darah

AAFY News, Bandung -- Bertempat di auditorium UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Muamalah bekerjasama dengan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) Unit UIN Bandung menggelar aksi donor darah, Rabu (2/4). Acara yang dimulai sejak pukul 09.00-11.30 , berhasil mengumpulkan 40 labu darah dari 83 pendonor. “Kondisi darah cukup aman”, ujar Bernardi, salah satu tim dari Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung.

Selama acara berlangsung, tidak sedikit mahasiswa yang mengeluhkan pusing saat darahnya diambil. “Saya lihat ada enam orang yang pingsan”, kata dokter yang telah bertugas selama 10 tahun di PMI Kota Bandung.

Salah satu perawat yang bertugas menyatakan kondisi pendonor saat itu kurang siap meski lolos dalam tahap administrasi. Ia menyarankan, pada kegiatan selanjutnya panitia penyelenggara memberikan sosialisasi tentang syarat menjadi pendonor. Ini dilakukan agar tidak lagi ada pendonor yang mengelukhan pusing saat mendonorkan darahnya atau pingsan setelah melakukan donor darah.

Meski acara donor darah dilakukan di ruang yang cukup luas, ini dirasa kurang sesuai dengan standar yang digunakan. Seharusnya, ruang transfusi terpisah dengan calon pendonor dan petugas atau panitia yang tidak brkepentingan saat transfusi darah. Menurutnya, ini juga yang menjadi penyebab banyaknya pendonor yang mengeluhkan pusing dan pingsan setelah mendonorkan darah. “Pendonor membutuhkan suplay oksigen yang cukup, tapi kalo tempatnya ramai kaya gini, mereka kan berebut oksigen.”, ceritanya disela-sela tugasnya.

Menanggapi pernyataan dari petugas UTD PMI Kota Bandung, Luqman Nurdiansyah selaku Komandan KSR-PMI Unit UIN Bandung menyatakan, pihaknya akan membuat konsep baru agar kejadian tersebut tidak terulang.

Program donor darah rutin diadakan oleh KSR-PMI Unit UIN Bandung setiap triwulan. Acara yang bekerjasama dengan HMJ-Muamalah adalah yang kedua kalinya, setelah sebelumnya pada Desember lalu bekerja sama dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahawarman UIN Bandung.