Diberdayakan oleh Blogger.

Sinopsis Film Negeri Tanpa Telinga


Lola Amaria kembali berkarya dalam sebuah film berjudul Negeri Tanpa Telinga. Film yang merupakan curahan hatinya entang Indonesia ini menceritakan tentang kehidupan seorang tukang pijat yang secara tidak sengaja mengetahui berbagai konspirasi yang merugikan negara.

Naga (T. Rifnu Wikana) tiba-tiba merasa bahwa hidupnya terlalu menyakitkan. Padahal ia berprofesi sebagai tukang pijat, yang notabene bekerja untuk menyembuhkan sakit seseorang. Oleh karena itu, ia datang ke dokter Sangkakala (Landung Simatupang). Ia meminta kepada dokter sahabatnya itu untuk merusak gendang telinganya agar ia tidak lagi mendengar suara-suara menyakitkan hatinya itu.

Sementara itu, sebuah rencana konspirasi besar dilakukan oleh Partai Amal Syurga. Sang ketua partai Ustad Etawa (Lukman Sardi), bekerja sana dengan importer daging domba, berusaha memanipulasi uang negara untuk keuntungan partainya. Rencana tersebut disusun rapi dengan berbagai dalih. Aktivitas partai yang selalu memakai simbol-simbol terligi tersebut ternyata berbanding tebalik dnegan segala tindak tanduk para petinggi partainya.

Partai Martobat adalah pengusung legitimasi politik di luar negri itu. Piton (RAy Sahetapy) berambisi besar untuk menjadi presiden. Untuk itulah ia berusaha mendapatkan dana sebanyak-banyaknya dengan menggunakan pengaruhnya di parlemen dan dibantu Joki Ringkik (Rukman Rosadi), teman separtainya yang mati-matian meyakinkan Piton untuk maju ke pilpres berikutnya. Piton juga memainkan peran Tikis Queenta (Kelly Tandiono), seorang perempuan pelobi ulung yang bisa masuk ke semua lni parlemen dan orang-orang partai. 

Dibalik itu semua, konspirasi dan rencana busuk kedua partai besar tersebut ternyata sudah diincar oleh KAPAK, sebuah lembaga pemberantas korupsi yang memang sudah mencium rekam jejak kedua partai itu. Disamping itu, aktivitas para petinggi partai juga sudah terendus oleh seoang host TV 9 (TV Nine) bernama Chika Cemani (Jenny Zhang) yang melakukan investigasi lewat berbagai narasumber.

Piton yang sudah berusaha bermain bersihh, ternyata menghadapi kenyataan ia harus berhadapan dengan KAPAK. Awalnya, ia mengira bahwa Tikis Queenta mempunyai peran. Tetapi belakangan ia menduga tahu bahwa hostlah yang membocorkan apa yang dilakukannya. Piton mempunyai hubungan akrab dengan host.

Teling Naga-lah yang sebenarnya menangkap semua percakapan dan perbincangan orang-orang itu. Sebagai tukang pijat, ia mendengar semua perbincangan orang-orang penting itu. Bagaimana mereka melakukan transaksi busuk, mendengar keluh-kesah Piton yang selalu tidak dianggap oleh istrinya sendiri.

Percakapan itulah yang membuat Naga muak. Orang kecil yang sangat mencintai istrinya, tetapi terjebak dalam suasana yang sangat tidak ia inginkan.

Telinga penting bagi cara berpikir dan kebeningan nurani. Tetapi ia menjadi indera yang menyakitkan ketika mendengar sebuah kebenaran yang berhadapan dengan hati nurani.

Film ini akan diputar serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2014.  Selamat menyaksikan dibioskop-bioskop kesayangan Anda.

Cast :
Piton Wangsalaba (Ray Sahetapy)
Naga (T. Rifnu Wikana)
Tikis Queenta (Kelly Tandiono)
Chika Cemani (Jenny Zhang)
Ustad Etawa (Lukman Sardi)
dr. Sangkakala (Landung Simatupang)
Mr. Marmood (Tanta Ginting)
Joki Ringkik (Rukman Rosadi)
Lina -istri Naga (Maryam Supraba)
Momon (Eko Supriyanto)
Kobir (Pasha Van Krab)
Tanduk Mamiri (Joko Kamto)

Crew :
Executive produser : Billy Tjong
Screenplay : Indra Tranggono & Lola Amaria
Prducer : Lola Amaria
Director : Lola Amaria
Line Producer : Krishto Damar Alam
Director of Photography : Nur Hidayat
Art Director : Frans XR Paat
Make Up : Susanty
Wardrobe : Victoria Anastasia
Sound Recordist : Trisno
Sound Desaigner : Aditiyawan Susanto
Film Editor : Aline Jusria
Music Director : Thoersi Argeswara
Special Effects : Apri Kusbianto

Negeri Tanpa Telinga , Karya Terbaru Lola Amaria


AAFY NEWS , JAKARTA – Setelah berhasil dengan film Kisah 3 Titik dan Inerie,  mantan aktris Lola Amaria kembali meluncurkan film terbarunya Kamis (7/8).

Dalam karya terbarunya yang berjudul Negeri Tanpa Telinga, Lola menggaet Indra Trenggono untuk menuliskan scenario film ketiganya.

Film yang mengangkat tema politik, kekuasaan dan seks ini akan rilis pada 14 Agustus mendatang di seluruh bioskop di Indonesia.

“Ide cerita film ini dari pemberitaan media selama lima tahun terakhir tentang kasus korupsi pejabat,” ujar Lola pada press conference di Djakarta Theater XXI.

Film yang digarap awal Februari lalu ini, menceritakan tentang realita dari kehidupan Indonesia beberapa waktu lalu. Mulai dari keinginan seorang tukang pijat yang ingin menulikan telinganya agar bisa hidup tenang. Seorang ketua umum patai politik yang berambisi menjadi presiden.

Hingga seorang anggota partai yang setia namun terpaksa melawan karena dikhianati dan seorang jurnalis yang disia-siakan dan membalaskan sakit hatinya pada seorang tokoh politik.

Dalam film berdurasi 109 menit ini, menampilkan Ray Sahetapy (Piton Wangsalaba), T. Rifnu Wikana (Naga), Kelly Tandiono (Tikis Queenta), Jenny Zhang (Chika Cemani), Lukman Sardi (Etawa), Landung Simatupang (dr. Sangkakala), Tanta Ginting (Mr. Marmood) dan beberapa artis pendukung lainnya.







SURAT TERBUKA PRESIDEN SBY KEPADA PARA PEMIMPIN DUNIA TENTANG KRISIS KEMANUSIAAN DI GAZA

SURAT TERBUKA PRESIDEN SBY
KEPADA PARA PEMIMPIN DUNIA
TENTANG KRISIS KEMANUSIAAN DI GAZA*
*Ket: Surat Terbuka (Open Letter) Presiden SBY ini telah dimuat dalam versi bahasa Inggris di Harian Strait Times edisi 31 Juli 2014.
Nama saya Susilo Bambang Yudhoyono. Saya seorang muslim yang mencintai keadilan, dan yang sekaligus mencintai kedamaian, kemanusiaan dan demokrasi. Hampir sepuluh tahun ini saya memimpin Indonesia, dan beberapa bulan mendatang saya akan mengakhiri tugas saya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Kemarin, setelah pagi harinya bersama rakyat Indonesia merayakan ldul Fitri dengan tenang dan damai, sebuah hari keagamaan yang agung bagi umat Islam, sepanjang malam saya tidak bisa memejamkan mata saya. Melalui tayangan televisi nasional dan internasional, hampir setiap menit, saya menyaksikan jatuhnya korban jiwa di Gaza akibat kekerasan dan aksi-aksi militer yang tengah berkecamuk. Hampir semua yang tewas dan yang Iuka-Iuka adalah mereka yang tidak berdosa, tidak berdaya dan tidak bisa menyelamatkan diri dari desingan peluru dan bom-bom maut pencabut nyawa.
Isak tangis ibu-ibu yang kehilangan putra-putrinya, serta jeritan anak-anak yang tiba-tiba kehilangan orang tuanya, sungguh menusuk relung hati saya yang paling dalam. Saya yakin, siapapun dan bangsa mana pun hampir pasti akan mengalami kesedihan dan kepiluan yang sama menyaksikan tragedi kemanusiaan yang tak terperikan itu.
Sebagai seorang Presiden yang saat ini tengah memimpin sebuah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, tentu saya tidak hanya bersedih dan marah. Hingga saat ini saya juga aktif melaksanakan diplomasi beserta para menteri dan diplomat Indonesia, termasuk dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, tetapi situasi yang ada di Gaza kenyataannya bertambah buruk. Oleh karena itu, dari Jakarta, saya harus meneriakkan seruan moral kepada seluruh bangsa di dunia, utamanya para pemimpin dunia, dan utamanya lagi kepada pemimpin Israel dan Hamas, untuk segera menghentikan kekerasan dan tragedi di kawasan itu. Dengan seruan ini saya berharap para pemimpin dunia segera mengambil tanggung jawab bersama dan benar-benar bisa melakukan atau "memaksakan" gencatan senjata dan mengakhiri operasi-operasi militer yang nampaknya makin tidak pandang bulu.
Gencatan senjata itu mesti dilaksanakan sekarang. Bukan besok, apalagi lusa. Dengan gencatan senjata, berarti serangan Israel melalui udara, laut dan darat harus segera dihentikan. Demikian pula tembakan-tembakan roket dari pihak Hamas mesti diakhiri, agar aksi balas membalas atau siklus kekerasan tidak terus berlanjut. Tindakan para pemimpin politik dan militer untuk melanjutkan operasi-operasi militer saat ini hanya akan makin menambah jatuhnya korban jiwa, termasuk anak-anak, kaum perempuan dan golongan lanjut usia.
lni semua sudah menabrak hukum, moral dan etika perang, yang harus dijunjung tinggi di sebuah dunia yang beradab.
Meskipun saya seorang muslim, saya tidak melihat masalah ini dari segi agama. Saya tidak mengaitkan pikiran dan seruan saya ini dengan Islam, Yahudi, Kristen, Katolik dan agama atau keyakinan apa pun. lsu yang kita hadapi ini adalah isu tentang kemanusiaan, moralitas, hukum dan etika perang, serta tindakan dari pihak mana pun yang telah melebihi kepatutannya. Tragedi kemanusiaan dan penderitaan manusia yang tak terperikan ini juga berkaitan dengan rasa tanggung jawab dari para pemimpin, yang baik langsung maupun tidak langsung telah membuat tragedi kemanusiaan ini terus berlangsung.
Terus terang, Indonesia secara konsisten dan tegas mendukung kemerdekaan bangsa Palestina. Dunia harus benar-benar memberikan kepastian bagi terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, serta diakui oleh masyarakat dunia. Juga Palestina merdeka yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel, dan juga dengan negara-negara tetangganya. Konsep "dua negara dalam kawasan yang damai" adalah konsep yang saya pandang dan yakini sebagai konsep yang realistis dan bisa diwujudkan.
Dengan tontonan dan contoh buruk tentang konflik, perang dan kekerasan sebagaimana yang kita saksikan saat ini, atau juga di tahun-tahun sebelumnya, maka anak-anak bangsa mana pun, termasuk anak-anak muda kita, bagai diajarkan ya begitulah kehidupan di dunia yang mesti dijalankan. Padahal, selama hampir sepuluh tahun ini saya mengajak bangsa Indonesia, termasuk umat Islam Indonesia, untuk senantiasa mencintai perdamaian, persaudaraan, toleransi dan kerukunan. Saya juga berjuang dengan gigih untuk memerangi radikalisme, ekstrimisme dan terorisme di bumi Indonesia. Saya juga aktif menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam forum dialog antar agama dan peradabannya baik di Indonesia maupun di berbagai forum internasional. Saya juga memelopori dan memimpin penyelesaian berbagai konflik di Indonesia secara damai dan demokratis, termasuk konflik di Aceh dan Papua, konflik komunal antar dan intra agama, serta konflik kepentingan dengan negara lain termasuk sengketa perbatasan dengan negara-negara tetangga. Saya juga berupaya sekuat tenaga untuk menjaga dan mempertahankan garis Islam Indonesia yang moderat, rukun dan toleran, di tengah pengaruh global yang sering menyebarluaskan radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. Saya menyadari bahwa semua itu tidak bisa "to be taken for granted", melainkan harus terus kita jaga dan upayakan perwujudannya. Pendek kata saya berupaya sekuat tenaga untuk mengajak bangsa Indonesia agar mencintai perdamaian, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan, serta toleransi dan bisa membangun persahabatan dan kemitraan dengan bangsa lain. ltulah konon katanya nilai-nilai universal yang diajarkan oleh orang-orang bijak di dunia.
Apa yang terjadi di Gaza dan tempat lain di Timur Tengah atau Afrika Utara dewasa ini, dikaitkan dengan misi dan tantangan yang saya hadapi di Indonesia, bisa dibayangkan betapa beratnya saya mengemban tugas-tugas yang mulia itu. Apa yang harus saya katakan kepada ratusan juta rakyat Indonesia? Bagaimana tidak makin muncul kelompok-kelompok yang radikal di negara kami dan bahkan juga di banyak negara, karena mereka merasa kalah dan dipermalukan, sehingga harus memilih dan menempuh jalannya sendiri-sendiri dalam memperjuangkan keadilan yang diyakininya. Saya yakin tantangan berat yang saya hadapi ini juga dihadapi oleh banyak pemimpin lain di dunia, termasuk para pemimpin politik, pemimpin pemerintahan, pemimpin organisasi kemanusiaan dan para pemimpin agama. Saya khawatir, karena keacuhan dan kurangnya tanggung jawab kita semua, maka generasi-generasi yang terlahir saat ini kelak akan menjadi generasi yang keras, penuh dendam dan kebencian. Bisa-bisa pula menjadi generasi yang haus darah dan peperangan. Kalau ini yang terlahir dan terjadi di abad ke-21 ini, maka terciptanya perdamaian dan keamanan internasional yang menjadi semangat dan jiwa Perserikatan Bangsa-Bangsa, hanya akan menjadi sesuatu yang sangat ilusif.
Dengan itu semua, pandangan dan usulan konkrit saya sebagai pemimpin Indonesia adalah agar dalam hitungan hari, kalau perlu hitungan jam, para penentu perdamaian dan keamanan dunia, yaitu Dewan Keamanan PBB, utamanya para pemegang Hak Veto, dan negara-negara kunci di kawasan Timur Tengah, segera duduk bersama dan benar-benar bisa memaksakan dilakukannya gencatan senjata. Semangatnya adalah "peace making". Setelah gencatan senjata dapat diwujudkan, segera diintensifkan bantuan kemanusiaan dan proses politik yang lebih inklusif dan konklusif. Jangan sampai setelah peperangan yang dengan susah payah bisa diakhiri, proses politik itu di lupakan kembali. Jangan mengulangi kesalahan masa lalu. Dengarkan jeritan rakyat Palestina, utamanya yang tinggal di jalur Gaza yang sudah cukup menderita akibat blokade yang diberlakukan selama ini, serta pandangan Fatah dan Hamas yang semoga makin menyatu, realistis dan konstruktif. Dengarkan pula harapan rakyat Israel agar tidak dihantui oleh rasa takut sepanjang masa setelah tetangganya insya Allah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Konflik kedua bangsa itu akan berakhir, menurut hemat saya, jika kemerdekaan Palestina telah benar-benar dicapai dan kemudian Israel tidak merasa terancam olehnya. Tentunya Israel yang semakin memiliki hati dan semangat persahabatan, dan bukan yang selalu bersikap superior karena merasa negaranya jauh lebih kuat. Negara lain juga harus peduli, tergerak dan ikut berkontribusi bagi terwujudnya cita-cita mulia ini. Indonesia menawarkan diri dan selalu siap untuk dilibatkan dalam proses pengakhiran tragedi kemanusiaan yang penting ini.
lnilah saudara-saudaraku bangsa sedunia, peluang sejarah yang terbuka. Jangan kita sia-siakan, agar kita tidak dikutuk dan disalahkan oleh generasi mendatang oleh anak cucu kita.
Selamat ldul Fitri 1435 Hijriyah kepada kaum muslimin di Palestina semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan pertolongan-Nya. Juga salam damai dan persahabatan untuk semua umat beragama dan bangsa-bangsa sedunia.
Jakarta, 29 Juli 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DR. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Berikut gambar dari surat terbuka yang dilayangkan SBY kepada pemimpin negara di dunia.
  
    

Sumber : https://www.facebook.com/SBYudhoyono

















Palestina Istimewa


AAFY News, JAKARTA -- Banyak orang yang terhenyuh akibat serangan brutal yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina. Beberapa diantara mereka belum mengetahui alasan mendasar warga Palestina tetap bertahan di sana daripada pergi meninggalkan jalur Gaza. Berikut beberapa alasan mereka tetap memeprtahankan tanah Palestina.

Bagi umat Islam, tanah Palestine merupakan salah satu tanah yang dianggap suci setelah Masjidil Haram. Di Palestina terdapat Al-Masjid Al-Aqsa, situs Al-Israa 'dan Al-Mi`rajof Nabi Muhammad (damai dan rahmat atasnya). Selain itu, ada banyak dari para nabi lahir atau meninggal di Palestina, termasuk Nabi Ibrahim, Luth, Dawud, Sulayman, Musa dan Isa.

Pengajar Seniour dan Ulama Islam di Institut Tornto, Ontario, Kanada, Sheikh Ahmad Kutty menyatakan ada dua alasan Palestina menjadi istimewa bagi umat Islam.

Pertama-tama, Palestina sangat berharga bagi umat Islam karena merupakan tempat masjid suci yang disebut Al-Masjid Al-Aqsa ditemukan. Ini adalah kiblat pertama (arah untuk berdoa) kaum muslimin.

Kedua, orang-orang Palestina telah tinggal di tanah ini selama berabad-abad bersama dengan orang-orang Yahudi sampai mereka secara paksa dihapus ketika negara Israel didirikan. Sekarang, 80% dari lahan ditempati oleh Israel dan 20% sisanya adalah di tangan Palestina, tapi bahkan di ruang kecil ini mereka berada di bawah pengepungan. Tempat di mana orang-orang Palestina sekarang hidup tidak lebih dari besi-kandang.

Seperti orang lain di dunia, Palestina memiliki hak untuk martabat, kebebasan dan hak asasi manusia. Dunia perlu mengakui fakta ini dan bekerja menuju solusi yang adil dan adil untuk masalah ini.

Ini adalah satu-satunya cara pasti untuk perdamaian. Perang tidak pernah bisa memecahkan masalah ini. Oleh karena itu, marilah kita mengakui dan menghadapi kenyataan.

sumber : http://www.onislam.net

Just Sharring Guys...

Hay Guys...
Gue punya cerita nih, tapi lebih ke curhat atau sharring sih..
Gue sendiri bingung mau mulai dari mana karna begitu banyak yang pengen Gue ceritain ke kalian. Mulai dari pengalaman Gue merantau ke Jakarta sampe semua hal yang pernah Gue alami dan Gue rasain..

Gue pernah tau dari salah satu film korea yang Gue tonton. Salah satu pesannya bilang, berani adalah ketika kita mampu bertahan pada apa yang mejadi ketakutan kita. Bukan orang yang loncat dari tebing tinggi atau bawa motor nggak pake helm dan tanpa SIM di jalan protokol. Keberanian adalah ketika kita menghadapi rasa takut. Rasa sulit berada pada situasi yang tidak menyenangkan.

Yups, sebulanan ini Gue mencoba jadi Sang Pemberani. Berani bertahan dalam situasi yang sebelumnya bikin Gue nggak bisa tidur atau nggak bisa makan dengan lahap. Gue sempet ragu menjalani ini semua, tapi pada akhirnya keadaan yang memaksa Gue untuk berani ngadepinnya. Ya sudah, berharap Gue bisa jalaninnya dan doa Nyokap, Bokap dan keluarga, Gue beranikan diri buat melawan yang menjadi trauma Gue.

Nangis? Gue nggak ngelak kalo diawal Gue mengeluarkan beberapa bulir air mata. Entah itu tetesan takut, sakit, atau rindu. Yang jelas Gue nggak menyangkal Gue berlinang air mata. Pada akhirnya Gue nemu senjata jitu menghadapi trauma dan ketakutan Gue. ADAPTASI.

Yah, semua orang taulah sama kata ini. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, semua guru pasti bakal ngajarin ini. Kalo mereka nggak tau, ada dua kemungkinan. Satu, dia nggak lulus. Dua, bolos pelajaran ini.

Dalam proses adaptasi, ada banyak hal yang membuat kita tidak nyaman, bisa jadi. Atau justru kita menikmatinya. Kalo kita fine-fine aja itu nggak terlalu jadi masalah. Tapi ketika situasi membuat kita tidak nyaman, kita harus bisa membuat diri kita atau bahkan memaksa diri untuk bisa berbaur dengan lingkungan kita. Nggak gampang, tapi bisa. Semua kembali pada motivasi awal, semangat awal. Berani nggak?? Just it.

Berkaca dari pengalaman, Gue atasin itu semua dengan ikhlas. Iyah Ikhlas. Ikhlas untuk merelakan kenyamanan kita. Ikhlas berada dalam situasi yang nggak enak. Dan berusaha membuat ketidaknyamanan tersebut menjadi kondisi nyaman. Bagaimana kita harus memutar otak untuk menciptakan suasana yang membuat kita nyaman, itu tantangannya.

Ketika hati dan diri sudah ikhlas, beban berat di pundak pun akan terasa ringan. Jalan puluhan kilo meter akan terasa dekat. Kalo Lo udah ngerasa gitu, itu artinya Lo udah bisa beradaptasi. Betapa bahagia dan leganya ketika kita sudah bisa menerima itu... Rasanya tuh kaya makan coklat pas lagi PMS atau lagi darah tinggi. Kaya diiket kenceng pake tapi tai perlahan tapi itu melepas sendiri...

Eits,, jangan seneng dulu.. Tuhan itu selalu tau apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Setelah kita bisa terlepas dari satu jeratan, jeratan berikutnya akan siap menunggu. Bukan berarti Dia nggak suka liat kita bahagia. Tapi itu karna Dia nggak mau kita kembali terlena dalam kenyamanan dan puas diri yang akhirnya membuat kita sombong.

Tuhan akan memberikan hal yang sama lagi. Tujuannya untuk memantapkan diri kita. Bisakah kita menghadapinya ? Bisakah kita melawan rasa takut itu ? Jika kita bisa dan sudah terlatih, bisa jadi kita jadi ahli.. hehe

So, jangan pernah membuat masalah kecil jadi besar. Jalanin aja, dan cari ilmunya juga. Ingetkan kalo ilmu itu bukan cuma bisa didapet di bangku sekolah ? Pengalaman bisa jadi menghasilkan ilmu. Ilmu untuk diri sendiri, dan boleh jadi buat orang lain juga..

Guys, apapun masalah yang Lo hadapi sekarang, itu bukti kasih sayang Tuhan ke Lo. Bukti Tuhan selalu terjaga. Bukti bahwa Tuhan peduli dan mau Lo ada di jalan-Nya.  Gue nggak bermaksud menggurui, tapi hanya berbagi pengalaman aja. Siapa tau Lo terinspirsi juga kan ???

Terakhir dari Gue, apapun yang lagi Lo hadepin, jangan pernah menyerah. Hidup itu nggak gampang. Kalo cuma ngeluh, berdoa tanpa usaha, Tuhan mungkin nggak akan kasih pertolongan. Satu tips dari Gue, tersenyumlah dalam kondisi apapun, karna itu bisa bikin Lo lebih baik, lebih bahagia, dan lebih kuat menghadapi ketakutan akibat dari masalah yang Lo hadapi sekarang. Senyum yang paling manis adalah saat kita bisa tersenyum ketika hati Lo lagi nangis. Nggak percaya ? Coba aja sendiri di depan kaca..

Oke Guys, semoga ini bermanfaat.. Gue yakin Lo, Gue, Kita bisa menghadapi apa yang sudah seharusnya kita lewatin... Keep Spirit and Jongsin!!

#SemangatJobtre #SemangatMenebarManfaat

Warga Antusias Sambut Bantuan PKPU


AAFY News, JAKARTA – Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) menurunkan tim rescue pada bencana kebakaran yang melanda pemukiman padat Kamal Muara Jakarta Utara.

Dari hasil assesment, PKPU menyediakan berbagai kebutuhan logistik seperti makanan siap saji dan pakaian layak pakai, Selasa (1/7).

Kebakaran yang terjadi pada selasa minggu lalu, menghanguskan rumah warga RT 01 RW 07. PKPU yang hadir membuka posko pada hari kedua pasca kebakaran. Selama empat hari, PKPUdatang memberikan beberapa bantuan yang diperlukan.

“Alhamdulillah, bagus. Semoga PKPU kegiatannya lancar dan sukses”, ungkap salah satu pengungsi, Suryadi.

Tak hanya kebutuhan logistik, PKPU pun mengadakan beberapa rangkain acara untuk menghilangkan trauma pada anak-anak. Diantaranya, perpustakaan keliling, dongeng bersama Kak Rian dan pemutaran film edukasi.

“Seneng banget !”, serentak dikatakan anak-anak pengungsi korban kebakaran Kamal Muara, saat ditanya perasaannya, ketika menunggu adzan berkumandang. 




Isi Ramadhan dengan Bangun Rumah di Surga

Bulan Suci Ramadhan telah di depan mata. Banyak hal yang bisa dilakukan selama bulan Ramadhan, saat segala bentuk kebaikan dilipatgandakan. Tak salah jika kita mengisi bulan barokah ini dengan membangun rumah di Surga. Mau tau caranya? Inilah delapan cara membangun rumah di Surga.

Pertama, membangun masjid walau hanya sedikit. Rasulullah pernah bersabda “Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah walupun hanya sebesar sangkar burung atau lebih kecil dari itu, Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di surga” (HR Ibnu Majjah dari Hadist Jabir).

Kedua, menjaga sholat  duha empat raakaat dan qobliyah dzuhur empat rakaat. Dalah sebuah hadist dari Ath Tahabrani, Rasulullah SAW bersabda : “barangsiapa yang shalat duha empat rakaat dan qobliyah dzuhur empat rakaat, akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di surga ”.

Ketiga, menjaga shalat sunnah rawatib 12 rakaat. Ada dua hadis yang menyebutkan bahwa dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib Allah akan membangunkan rumah di surge untuknya. Pada hadist yang diriwayatkan Muslim, An nasai, Abu Dawud, Ibnu Majjah dari Ummu Habibah, Rasulullah SAW bersabda “barangsiapa yang shalat (rawatib) sehari semalam 12 rakaat, maka Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di surga”.

Lebih lanjut dijelaskan oleh hadist yang diriwayatkan At Tirmidzi. Shalat 12 rakaat itu adalah dua rakaat qobliyah shubuh, empat sebelum dzuhur dan dua setelahya, dua setelah magrib, dan dua setelah isya.

Keempat, membaca surat al-Ikhlas sepuluh kali. Hadist riwayat Ahmad mengatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda “Barangsiapa yang membaca ‘Qulhuwallahhu ahad’ sepuluh kali, Allah akang bangunkan untuknya sebuah rumah di surga”.

Kelima, membaca doa masuk pasar. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang masuk pasar lalu mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahumulku walahulhamdu yuhyi wayumittu wahuwa hayyun laa yamuutu biyadihil khoir wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir’ Allah akan menuliskan untuknya sejuta kebaikan, menghapus darinya keburukan, mengangkat untuknya sejuta derajat, dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga”. (HR At Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Ibnu Umar).

Keenam, mengucapkan alhamdulillah dan istirja’ ketika anak kita wafat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikatNya, ‘Kalian telah mencabut nyawa anak hambaku?’ Mereka berkata, ‘Benar’. Allah berfirman, ‘Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?’ Mereka menjawab , ‘Benar’. Allah berfirman, ‘ Apa yang diucapkan hambaku?’ Mereka berkata, ‘ Ia memujiMu dan mengucapkan istirja (innaa lilaahi wa innaa ilaihi rooji’uun).’ Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk hambaku di surga, dan namai ia rumah pujian’.” (HR. At Tirmidzi dari Abu Musa Al Asy’ri).

Ketujuh, akhlak yang mulia. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Dawud dari Abu Ummah, Rasulullah SAW bersabda “Aku menjamin dengan rumah di oinggir surge bagi orang yang meninggalkan pertengkaran walaupun ia dipihak yang benar.  Aku menjamin dengan rumah di tengah surge bagi orang yang meninggalkan dusat walaupun untuk ketika bercanda. Aku menjamin dengan rumah di surge ang paling tinggi bagi orang yang baik akhlaknya”.

Kedelapan, Iman, Islam, Hijrah dan Jihad. Dari An Nasai , Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “Aku menjamin orang yag beriman kepadaku, masuk Islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surge, di tengah surge, dan surge yang paling tinggi. Aku menjamin orang yang beiman kepadaku, masuk Islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surge, di tengah surge dan di surga yang palng tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, ia tidak membiarkan satupun kebaikan, dan lari dari semua keburukan , ia meninggal, dimana saja Dia kehendaki untuk meninggal”.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membangun rumah di surge. Sebuah rumah tidak lengkap dengan kamar-kamar didalamnya. Untuk membangun kamar-kamar tersebut Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya di surge ada kamar-kamar yang luarnya tampak dari dalam, dan dalamnya tampak dari luar.” Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Untuk orang yang baik ucapannya, memberi makan dan shalat di waktu malam”. (HR At Thabrani dan Al Hakim).

Waullahu alam bi shoaaf. (dari berbagai sumber)*