Ada seorang sahabat Rasulullah SAW yang mulanya sempurna dalm penampilan. Namun, usai Perang Uhud, kakinya menjadi pincang, giginya rontok sehingga ia menjadi cadel dan memiliki 20 bekas luka dalam tubuhnya. Saat itulah orang baru akan menyadari bahwa pria yang berperawakan tinggi, air muka berseri, kulit halus , pincang dan cadel itu adalah Abdurrahman bin Auf.
Hingga orang mengatakan sesutu tentang dirinya: "seandainya seorang asing yang belum pernah mengenalnya, kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya, niscaya ia takkan sanggup membedakannya".
Abdurrahman bi Auf memeluk agama Islam sebelum Rasulullah SAW melakukan pembinaan di rumah Aqram bin Abil Aqramm atau dua hari setelah Abu Bakar masuk Islam. Saat peristiwa hijrah ke Madinah, Abdurrahman dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi' Al-Anshari, salah satu orang kaya yang pemurah di Madinah.
Abdurrahman pernah ditawari Sa'ad untuk memilih salah satu dari dua kebun luas yang dimilikinya. Namun, Ia menolak tawaran tersebut. Ia meminta Sa'ad untuk ditunjukkan lokasi Pasar Madinah. Ia memulai usahanya dengan berdagang keju dan minya samin.
Sejak saat itu, Abdurrahman berprofesi sebagai pedagang dan memperoleh keuntungan yang cukup besar. Keuntungan dari hasil dagangnya kian membesar. Itulah yang menjadikannya dikenal sebagai pedagang yang sukses.
Bila kita melihat Abdurrahman dengan kekayaan yang melimpah, kita akan menemukan manusia kaya yang sanggup menguasai tabiat kemanusiaan dan melangkahi ke puncak ketinggian yang unik. Berbeda dengan orang-orang kaya pada masanya yang cenderung melindungi kekayaan mereka. Biasanya, orang-orang kaya memiliki sifat yang biasa dibangkitkan dari kekayaannya. Namun ia tidak menjadi budak dari hartanya. Pengorbanan yang besar di setiap peperangan menjadi saksi bukti kedermawannya.
Saat usianya dipenghujung ajal, ia berwasiat agar setiap kaum muslilim yang ikut Perang Badar dan maih hidup diberikan 400 dinar dari harta warisannya. Ternyata ada seratus orang kaum muslimin yang selamat dalam perang tersbut, termasuk Utsman r.a. dan Ali r.a. Oleh karena itu, ia menyumbangkan 40 ribu dinar untuk seluruh kaum muslimin yang selamat.
Selain itu, ia juga bewasiat agar sejumlah uangnya diberikan kepada ummatul mukminin (janda-janda Rasulullah). Karena itu, Aisyah berdoa "Semoga Allah memberi minum kepadanya air dan mata air salsabil di surga".
Itulah Abdurrahman bi Auf yang menjadi spesial di hadapan Allah SWT. Melalui Rasulullah, ia dikabarkan dengan surga yang menantinya. Mari belajar kedermawanan dari orang yang telah Allah janjikan surga kepadanya.
Sumber : News Letter PKPU 1435 Hijriah
Posting Komentar